AI dalam keamanan cyber security tidak hanya dapat mendeteksi serangan yang sudah dikenal, tetapi juga mampu mengidentifikasi pola perilaku yang mencurigakan yang mungkin tidak terdeteksi oleh solusi konvensional. Misalnya, teknologi AI dapat mempelajari pola lalu lintas jaringan normal dan memberi peringatan jika ada aktivitas yang tidak biasa. Penggunaan blockchain juga dapat menjadi pilihan menarik untuk meningkatkan keamanan data. Dengan menggunakan teknologi ini, data sensitif dapat disimpan secara terdesentralisasi dan dienkripsi, sehingga mengurangi risiko peretasan data yang besar. Selain mematuhi peraturan privasi data yang berlaku, bisnis dapat mengambil langkah tambahan dengan memperkenalkan mekanisme anonimitas atau pseudonimisasi untuk melindungi privasi pengguna tanpa mengorbankan fungsionalitas layanan. Implementasi teknologi privasi seperti penghapusan otomatis data (data erasure) atau enkripsi end-to-end dapat memberikan lapisan tambahan proteksi terhadap akses yang tidak sah terhadap data pelanggan. Mengadakan sesi pelatihan yang interaktif dan menarik, seperti simulasi serangan cyber security atau permainan peran, dapat membuat karyawan lebih terlibat dan memudahkan mereka untuk memahami ancaman cyber security serta cara mengatasinya. Penerapan teknik pembelajaran berbasis gamifikasi (gamification) dalam pelatihan keamanan cyber juga bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan karyawan dalam memahami praktik keamanan terbaik. Selain mengaudit infrastruktur teknis, audit keamanan juga dapat mencakup penilaian terhadap kepatuhan karyawan terhadap kebijakan keamanan, seperti penggunaan kata sandi yang kuat atau kebijakan akses yang terkendali. Melibatkan tim etis (ethical hackers) untuk melakukan uji penetrasi (penetration testing) dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kerentanan yang mungkin ada dalam sistem Anda dan memberikan rekomendasi untuk memperbaikinya.