Program bug bounty telah menjadi salah satu elemen utama dalam strategi keamanan cyber modern. Namun, untuk benar-benar memanfaatkan potensinya, perusahaan harus tidak hanya merespons laporan bug dengan cepat, tetapi juga melakukan analisis menyeluruh setelahnya. Inilah yang dikenal sebagai analisis post-mortem, dan pentingnya tidak boleh diabaikan. Analisis post-mortem adalah proses retrospektif yang dilakukan setelah terjadinya suatu peristiwa, dalam hal ini, laporan bug bounty yang ditemukan dalam program bug bounty. Tujuan utamanya adalah untuk memahami penyebab peristiwa tersebut, mengidentifikasi pelajaran yang dapat dipelajari, dan menetapkan langkah-langkah perbaikan untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa di masa depan. Dengan melakukan analisis post-mortem terhadap setiap laporan bug bounty, perusahaan dapat mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang kerentanan yang ada dalam sistem mereka. Ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi tren, pola, dan titik lemah potensial yang mungkin tidak terlihat secara individual. Analisis post-mortem memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan perbaikan yang sesuai untuk mengatasi kerentanan yang teridentifikasi. Dengan memperbaiki kelemahan yang ditemukan, perusahaan dapat meningkatkan keamanan sistem mereka secara keseluruhan dan mengurangi risiko serangan cyber di masa mendatang. Analisis post-mortem juga memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk belajar dari pengalaman mereka dan menerapkan praktik terbaik ke depannya. Ini termasuk mengevaluasi efektivitas kebijakan dan prosedur yang ada, serta mengidentifikasi area di mana perbaikan atau perubahan mungkin diperlukan. Mulailah dengan mengumpulkan data yang relevan tentang laporan bug bounty, termasuk informasi tentang sifat kerentanan, waktu respons, dan tindakan yang diambil. Selanjutnya, identifikasi penyebab akar dari kerentanan yang teridentifikasi. Apakah itu karena kurangnya pembaruan perangkat lunak, kebijakan yang tidak jelas, atau kesalahan konfigurasi sistem